Ganteng

 Ya Allah, pengen ganteng:

- Ganteng hatinya

- Ganteng masa depannya

- Ganteng imannya

- Ganteng wajahnya

- Ganteng isi tabungannya

- Ganteng akalnya

- Ganteng akhlaknya

Aamiin.

Until it’s done, tell none

                 

There’s something powerful about moving in silence. In a world where everyone is eager to share their plans, their dreams, and their next big moves, keeping things to yourself can feel like a rare kind of strength.

It’s easy to get caught up in the excitement of telling people what you’re working on. You want support, validation, maybe even motivation to keep going. But the truth is, not everyone needs to know your journey while you’re still walking the path. Not everyone will understand, and not everyone will want to see you succeed. Some will doubt you, some will discourage you, and others might secretly hope you fail.

When you keep your goals private, you protect them. You give yourself space to focus, to grow, to build without distractions or unnecessary opinions clouding your vision. Silence isn’t secrecy — it’s self-preservation. It allows you to work at your own pace, free from the pressure of meeting other people’s expectations.

Have you ever noticed how talking about your plans sometimes makes you feel like you’ve already accomplished something? That’s because the brain releases a small amount of satisfaction when you share your ideas. But that satisfaction can be deceiving. It can make you feel like you’re progressing when, in reality, nothing has changed. That’s why some of the most successful people move quietly, letting their actions, not their words, prove their worth.

Not every dream needs an audience. Not every step forward needs applause. There is something special about revealing your success when it’s fully formed — when people see the results instead of just the potential. Imagine working in the shadows, creating something meaningful, and then, when the time is right, unveiling it without warning. The impact is stronger. The results speak louder.

This doesn’t mean you have to shut people out completely. There will always be a few trusted individuals who genuinely support you — who guide you rather than doubt you. But be selective. Protect your energy. Not everyone deserves access to your vision.

So, until it’s done, tell none. Keep your head down. Keep working. Keep building. Let your success be the moment when you finally speak, and when you do, let it be so loud that the world has no choice but to listen.

Be Better or Stay Bitter?

                

"Growth is painful. Change is uncomfortable. But staying the same? That's a choice."

Life doesn't always go the way we expect. People let us down, situations turn unfair, and sometimes, no matter how hard we try, things don't work out. And in those moments, we're left with two choices - let it make us bitter or let it make us better.

It's easy to be bitter. It's easy to hold onto anger, resentment, and disappointment. To replay past mistakes over and over, convincing yourself that you were wronged, that life is unfair, that you deserved better. But bitterness is a trap. It doesn't fix anything. It only keep you stuck, dwelling on what went wrong instead of focusing on what could go right.

Being better? That takes effort. It takes courage to let go, to learn, to grow. It means accepting that life won't always be fair, but that you still have the power to shape your future. It means realizing that while you can't change the past, you can control how you respond to it.

Think about it: Have you ever found yourself holding onto past pain for too long? The way certain moments replay in your mind, the way old wounds still sting, even when time has passed. It’s easy to let that pain settle in, shaping the way you see the world, making you more guarded, more hesitant, more afraid.

But the truth is your past doesn’t have to define you. You don’t have to stay in the same cycle of resentment and regret. You have the power to break free from it, to turn your struggles into something meaningful, to rise from everything that once tried to bring you down.

You don’t need to be like anyone else. You don’t need to compare your healing to someone else’s journey. What matters is that you choose growth, in your own way, at your own pace. The past is already written, but the future is still in your hands.

So ask yourself: are you ready to let go of the weight that no longer serves you? Because the moment you do, you’ll realize that life isn’t about being bitter over what’s lost. It’s about becoming better for everything that’s still to come.

It’s not about pretending everything is okay. It’s about choosing not to let negativity consume you. Every time life knocks you down, you have a choice:

Will you stay bitter, replaying the same story over and over, or will you rise above it, rewrite your narrative, and become someone stronger?

At the end of the day, you get to decide. You can carry the weight of what hurt you, or you can turn it into something that makes you better. Growth isn’t easy, but staying bitter won’t make life any easier either.

So, which one will I choose?

Well said. . .

The wait will be worth it.

Just because it's taking time, doesn't mean it's not working.

What's coming is better than what's gone.

Remember, great things take time.

And your efforts will be worth it.

So keep chasing dreams with a smile, because Allah will never make you wait for no reason.

So trust His timing!

مَنْ جَدَّ وَجَدَ

مَنْ صَبَرَ ظَفِرَ

مَنْ سَارَ عَلىَ الدَّرْبِ وَصَلَ

Because, why not?

Oh Allah,

If life is always hard, please let me cry in Edinburgh while driving my Porsche 911 GT3 10 years later.

Aamiin.

Day 23 #30DayWritingChallenge

                

You are allowed to change one thing in your life. What will it be?

Selama duduk di bangku SD, aku selalu suka duduk di bangku bagian tengah ke belakang. Dengan begitu, aku merasa nggak terlalu diawasi oleh guru dan bisa curi-curi waktu untuk ngobrol sama teman yang lain. Suatu saat, ketika pelajaran, seperti biasa guru akan mencatat sedikit materi di papan tulis untuk kemudian disalin oleh yang lain. Aku merasa kesulitan untuk melihat papan tulis dari posisiku, dimana aku harus sedikit mengarahkan badan ke samping atau sesekali berdiri sambil tangan tetap menulis apa yang ada di papan. Ya, postur tubuhku terlalu kecil jika dibandingkan teman yang lain sehingga posisi strategis bagiku menjadi tidak strategis lagi.

Aku tidak terlalu mengeluh karena aku sadar gen dari orang tuaku memang tidak ada yang memiliki tubuh tinggi. Sampai ketika aku mulai memiliki cita-cita yang mengharuskan aku tumbuh tinggi, aku mulai mengeluh sambil sedikit berusaha agar bisa memaksakan tinggi badanku naik.

Jadi kalo ditanya satu hal yang mau aku ubah di hidupku, jelas jawabannya adalah badan yang.. lebih tinggi? Selain karena aku perlu itu untuk melangkah lebih dekat dengan mimpiku saat itu, laki-laki dengan tubuh tinggi menurutku terkesan lebih gagah dan keren.

Dulu aku sering kali menyesali kenapa sangat susah bagiku menambah tinggi badan, meski aku sudah mencoba beberapa cara. Tapi sekarang, aku merasa memiliki tubuh "kecil" juga merupakan anugerah. Misalnya, aku jadi nggak perlu space yang terlalu besar ketika naik kendaraan seperti mobil atau kereta api. Aku juga lebih mudah menyelinap masuk di kerumunan ketika itu dibutuhkan.

Aku nggak menyesali kegagalan usahaku untuk menaikkan tinggi badan. Ah, tapi kalau memang bisa, boleh lah naik 4-5 cm aja gitu, hehe.

Tulisan ini merupakan bagian dari #30DayWritingChallenge yang aku ikuti untuk menantang diriku sendiri. Buat kalian yang penasaran dan mau ikutan, langsung cek di www.thirtydarts.com

Day 22 #30DayWritingChallenge

               

What can you do to create an ideal world for yourself and others?

Jadi pemimpin itu susah, setidaknya itu yang aku rasakan ketika menjadi ketua OSIS saat SMA. Aku bingung kenapa aku jadi ketua OSIS, tapi yang jelas aku nggak tertarik in-charge akan sesuatu yang punya tanggung jawab besar. Beda ya sama nggak mau bertanggung jawab atau lari dari situ.

Ya, aku pengin jadi orang bebas.

Aku nggak merasa perlu jadi pusat atau inti dari suatu kelompok masyarakat, tapi secara "bebas" aku pengin keberadaanku juga bermakna atau memiliki dampak, sekecil apapun itu.

Aku merasa udah turut berpartisipasi di dalam kelompok masyarakat dengan menjadi pelengkap karena semuanya punya porsi masing-masing. Dalam arti, ketika udah ada orang-orang lainnya yang aktif dan bersedia in-charge, ya aku jadi yang melengkapi aja di komunitas itu. Kalo semuanya pengin jadi pemimpin dan in-charge, yang ada bakalan kacau.

Kecuali jika kepentingan pribadi udah "terserang", mungkin aku akan take action.

Sama halnya ketika ada pahlawan atau pemimpin yang sedang melintasi jalan, akan selalu ada orang-orang yang mendukung dan melambaikan tangan, bersorak pada mereka. Nah, aku mau jadi orang yang melambaikan tangan itu. Terkesan sepele, tapi tanpa kehadiran orang-orang yang melambaikan tangan, pahlawan atau pemimpin sekali pun bukan apa-apa. Kata kuncinya adalah melengkapi.

Jadi, sekarang apa yang bisa aku lakukan untuk membuat dunia ideal bagiku dan untuk sekitar?

Berpartisipasi dengan apa yang aku bisa dan aku yakini aja sih. Misalnya, aku nggak mau nungguin orang yang datangnya terlambat, maka dari itu aku sendiri juga nggak boleh terlambat dan membuat orang lain menunggu. Memperlakukan orang lain sebagaimana aku ingin diperlakukan.

Terdengar agak individualis, tapi aku baru akan bergerak ketika aku merasa sebuah kegiatan itu penting untuk aku lakukan. Tapi kalo konteksnya menolong orang di situasi yang nggak memungkinkan untuk berpikir itu penting atau nggak, badan ini akan dengan sendirinya bergerak karena sebagai manusia, aku juga punya rasa kepedulian terhadap sekitar. Nggak melulu soal aku doang.

Jadi, setelah baca tulisan ini, apakah kamu bisa tau apakah aku setuju atau nggak dengan Infinite Tsukuyomi yang ingin diwujudkan Obito dan Madara? Hmm.. jawabannya adalah..

Tulisan ini merupakan bagian dari #30DayWritingChallenge yang aku ikuti untuk menantang diriku sendiri. Buat kalian yang penasaran dan mau ikutan, langsung cek di www.thirtydarts.com