Minggu, 11 Desember 2022

Day 16 #30DayWritingChallenge

         

Write about one movie or book or incident that drastically changed your life


Menonton film adalah salah satu bentuk meditasi bagiku. Membuat aku melupakan sejenak masalah yang ada di kehidupan seperti nanti malam mau makan apa atau tugas besok banyak nggak ya?

Film itu subjektif, sangat subjektif. Setiap orang bisa mempunyai penilaian dan perasaan yang berbeda ketika selesai menonton film yang sama. Dan itu sah-sah aja karena selera nggak bisa dipaksakan. Dari sekian judul film yang aku suka, aku akan menulis tentang film You are the Apple of My Eye, sebuah drama Taiwan yang tayang tahun 2011.

Kalo kamu belum nonton film ini dan nggak mau kena spoiler, berhenti baca disini.

Aku baru nonton film ini sekitar tahun 2015. Terhitung sejak saat itu, aku udah belasan kali menonton ulang film yang sama (atau malah puluhan?). Nggak, film ini nggak mengubah hidupku secara drastis dan membuat aku langsung pengin mencari pasangan kayak Shen Chia-Yi, meski nggak bakal nolak kalau ada sih. Tapi yang jelas, film ini punya tempat tersendiri di dalam hidupku.

Film ini terinspirasi dari kisah nyata si sutradara, Giddens Ko, yang diadaptasi dari bukunya yang berjudul sama. Nggak semua kejadian pada film sesuai aslinya karena ada beberapa yang dilebih-lebihkan untuk kepentingan dramatisasi cerita.

Jadi, cerita film ini sangat simpel: kisah cinta anak SMA dimana si cowok itu pemalas dan si ceweknya itu kebalikannya, paling rajin satu sekolah. Awalnya nggak dekat, tapi lama-kelamaan mereka saling jatuh cinta, sampai tibalah saatnya mereka lulus dan harus lanjut kuliah. Ini adalah masa-masa sulit bagi kedua karakter, dimana mereka harus menjalani LDR sambil tetap menjalani kesibukan yang berbeda.

Singkat cerita, kita tau ending film ini seperti apa. Yang setia akan kalah dengan yang selalu ada mungkin adalah kalimat yang bisa mendeskripsikan keseluruhan cerita ini tanpa air mata.

Mari aku ajak kembali melihat scene ini:


Atau scene ini kalo belum cukup:


Apakah udah mulai merasakan sedikit sesak di dada?

Film ini nggak mengubah hidupku secara drastis, tapi membuat aku belajar: tentang pertemanan, tentang merelakan, dan tentunya tentang mencari kebahagiaan itu sendiri. Aku udah menonton film ini berulang kali, tapi tetap ending-nya nggak pernah berubah. Terkadang, memang sekadar untuk nostalgia aja. Melihat masa sekolah, cinta monyet yang terjadi, konflik dengan guru, berpisah dengan teman-teman untuk mengejar impian, menemukan cinta, sakit hati, merelakan, dan mencari kebahagiaan kembali.

Film ini juga mengajariku untuk bisa bersikap lebih dewasa. Iya, masa lalu memang nggak bisa aku ubah, tapi aku tetap bisa fokus ke masa depan. Kurang lebih ending film ini ngajak aku untuk, "Jangan lama-lama sedihnya, yuk cari kebahagiaanmu sendiri."

Setelah selesai menonton film ini, aku tertampar dengan stereotip film selalu punya happy ending. Ternyata nggak gitu cara kerjanya. Aku kira setelah menonton film, atau yang aku anggap sebagai meditasi, pikiran dan masalahku akan jadi lebih ringan. You are the Apple of My Eye, you remind me of my beautiful memories that has changed me to be a better person.

Memang rasanya menyenangkan ketika kita mencintai atau dicintai, tapi lebih menyenangkan jika kedua hal itu terjadi secara bersamaan. So, do you believe in parallel universe?



Tulisan ini merupakan bagian dari #30DayWritingChallenge yang aku ikuti untuk menantang diriku sendiri. Buat kalian yang penasaran dan mau ikutan, langsung cek di www.thirtydarts.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ganteng

 Ya Allah, pengen ganteng: - Ganteng hatinya - Ganteng masa depannya - Ganteng imannya - Ganteng wajahnya - Ganteng isi tabungannya - Ganten...